banner 728x250
Daerah  

Penumpukan Sampah di Pasar Induk Cibitung Di Pertanyakan Anggota DPRD

Kabupaten Bekasi – Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi menyoroti penumpukan sampah yang terjadi di Pasar Induk Cibitung. Pasalnya persoalan sampah di pasar tersebut tak kunjung ada solusi dari Pemerintah Kabupaten Bekasi. Otomatis, pasar yang sedang dilakukan revitalisasi ini tetap identik dengan bau sampah yang menyengat, semeraut, dan lain sebagainya.

“Sampah itu jangan dibiarkan, karena bisa merusak citra Pasar Induk. Seperti pasar yang identik dengan bau, semeraut, dan sebagainya,” ujar Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, Uryan Riana,Minggu (11/12/2022).

Dalam hal ini, Uryan menyarankan agar secepatnya dirapihkan persoalan sampah di Pasar Induk Cibitung, tentunya dengan cara berkordinasi dengan Dinas Pasar maupun Dinas Lingkungan Hidup (DLH), agar sampah-sampah tersebut dibawa ke Burangkeng dengan sistematis.

“Jangan tunggu banyak, coba diatur. Masa si daerah lain bisa, sedangkan Kabupaten Bekasi yang dekat dengan Jakarta, dan katanya banyak orang-orang pintar disini, tidak bisa melakukan itu,” tukasnya.

Dirinya menilai, sampah-sampah yang ada di Kabupaten Bekasi ini tidak diolah dengan metode teknologi yang canggih. Akhirnya, tidak hanya Pasar Induk Cibitung, pasar-pasar yang lain juga sampahnya akan numpuk. Bahkan, bisa saja semua sampah-sampah itu akan dibuang ke kali, yang akhirnya akan terjadi banjir.

“Saya pikir tinggal tentang pola, perencanaan, penyelesaian, dan proses teknisnya dipersiapkan. Maka saya pikir itu akan hilang, tapi kalau tidak ada yang memikirkan itu, semua sibuk dengan urusan masing-masing tidak akan bisa menyelesaikan masalah disitu,” ucap politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Induk Cibitung, Endang Sukarya membeberkan, sebelumnya para petugas kebersihan bersama-sama bekerja bakti untuk membersihkan penumpukan sampah. Namun setelah penumpukan sampah di satu titik itu dibersihkan, TPA libur selama dua hari. Sedangkan, di titik lainnya belum selesai dibersihkan.

Akibatnya kata Endang, kembali terjadi penumpukan sampah, mengingat dalam sehari sampah di Pasar Cibitung 18-20 truk, dengan asumsi setiap truknya empat sampai lima ton. Apabila dihitung dalam sehari sampah mencapai 18 sampai 20 truk. Kemudian sampah tersebut tidak diangkut, tentu akan terjadi penumpukan.

“Kita punya 16 armada, setiap hari kita buang dengan 16 mobil itu. Sedangkan sampah setiap harinya sekitar 20 armada. Artinya, masih ada volume sampah sekitar empat armada yang tidak ke buang. Apalagi ditambah kemarin libur dua hari,” tuturnya.

Dirinya sudah mencoba untuk mengupayahkan pembuangan sampah dalam sehari sebanyak dua rit setiap armada. Hanya saja, di TPA Burangkeng antrian kendaraan sampai ke pemukiman penduduk. Hal itu mengingat, yang tadinya tiga zona, sekarang hanya satu zona. Sedangkan satu zona itu untuk tempat pembuangan sampah se Kabupaten Bekasi.

“Saya sampai bikin perjanjian dengan sopir, agar bisa di maksimalin dua rit. Tapi itu tidak bisa, karena antrian di TPA sangat panjang,” katanya.

Dengan kondisi seperti sekarang dirinya mengaku, penumpukan sampah yang berada diarea tengah pasar sangat mengganggu pengerjaan revitalisasi. “Betul, sampah itu mengganggu pengerjaan revitalisasi pasar yang sedang berjalan,” bebernya(biz).