banner 728x250
Daerah  

Pekerjaan APBD Pengerasan Sampai Pembesian,CV. Putra Gajah Mada Diduga Kurangi Volume Kerjaan

Kabupaten Bekasi – Dengan telah dimulainya sejumlah pekerjaan pembangunan jalan di wilayah Kabupaten Bekasi, yang dianggarkan Pemerintah Daerah melalui Dinas Sumber Daya Air Bina Marga Bina Kontruksi (DSDABMBK) tahun anggaran 2023, serta peralihan sistem pengadaan pada sebelumnya Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) ke sistem E-Katalog.

Namun hal itu tetap tidak merubah perilaku sejumlah oknum kontraktor yang sudah terbiasa mengurangi volume pekerjaan, demi mendapatkan untung lebih besar dari proyek APBD yang dikerjakan.

Seperti yang dikerjakan CV. Putra Gajah Mada pada kegiatan Peningkatan Jalan Batas Kota – Pangkalan Kecamatan Babelan dengan nilai Rp. 1.426.848.800.00 pada Selasa malam 20 Juni 2023. Banyak terjadi pengurangan volume pada pembesian.

Seperti yang dikatakan Rahmat atau sapaan akrabnya Goler, salah satu dari beberapa warga Kabupaten Bekasi yang sengaja mengamati pekerjaan tersebut kepada wartawan mengatakan, beberapa tulangan pembesian pada pembangunan Jalan Batas Kota – Pangkalan Babelan pemasangan besinya tidak sesuai dengan ketentuan.

“Seperti pada pemasangan dowel serta angkur dowel sangat tidak sesuai dengan aturan dan jarak yang ditentukan, bahkan pemasangan besi tulangan wire mesh jaraknya sangat jauh antara besi dowel dengan wire mesh bisa mencapai 2-3 meter jaraknya, bahkan ada beberapa yang sengaja tidak dipasang,”terangnya Rahmat atau biasa disapa Goler kepada wartawan Selasa 20/06 dilokasi pekerjaan.

Goler sapaan akrabnya mejelaskan, diameter pembesian pun tidak sebagaimana yang sudah ditentukan didalam gambar dan Rencana Anggaran Biaya, pada diameter angkur dowel, didalam ketentuan gambar harus menggunakan besi polos berdiameter 19mm, ketika diukur menggunakan alat ukur Sigmat hanya memiliki diameter 18,45mm dengan toleransi 0.5mm atau biasa disebut besi banci.

Selain itu lanjut dia, jarak angkur dowel didalam ketentuan jarak harus berjarak 30cm, namun kenyataannya lebih dari 40cm. Hal itu pula dapat dilihat dari kasat mata, lebar jalan yang sedang dikerjakan dengan lebar 3,5 meter, jika didalam ketentuan harus memasang dengan jumlah 11 angkur dowel. Namun pada kenyataannya hanya memasang 8 angkur dowel.

“Hampir semua diameter pembesian tidak sesuai sebagaimana yang diatur dalam RAB, dan tata cara pemasangan nya pun tidak sesuai, ini jelas unsur kesengajaan mengurangi volume pekerjaan, bagaimana kwalitas jalan bisa bagus jika pengerjaannya saja seperti ini,”ujarnya.

Dirinya menambahkan, peralihan sistem E-Katalog yang diberlakukan saat ini, kontraktor selalu pihak ke Tiga sudah sangat diuntungkan, nilai penawaran dari Dinas Sumber Daya Air Bina Marga Bina Kontruksi (DSDABMDK) Kabupaten Bekasi hanya turun 3-5 persen saja jika dihitung dari nilai pagu.

“Namun tetap saja melakukan pengurangan volume pekerjaan demi mendapatkan keuntungan lebih dari proyek tersebut, padahal dari nilai tersebut Kontraktor sudah ditentukan mendapatkan keuntungan 10 persen dari nilai kontrak,”tandasnya.

Tidak hanya Rahmat yang mengomentari pekerjaan pembangunan jalan Batas Kota Pangkatan Babelan tersebut, Candra selaku warga Kecamatan Babelan yang mengamati sejak awal dimulainya pekerjaan pembangunan jalan tersebut, melihat teknis pekerjaannya terkesan asal-asalan.

Dari mulai perkerasan Lapisan Pondasi Bawah (LPB) penggunaan batu kapur menurut perhitungan hanya 54 kubik dari 6 mobil truk sedang, serta penggunaan Lapisan Pondasi Atas (LPA) atau Agregat diperkirakan hanya 38 kubik dari 4 mobil truk sedang.

“Ada beberapa titik lokasi pelebaran yang tidak digali untuk pemadatan atau pengerasan, tidak hanya itu existing badan jalan yang sejak dahulu sudah sangat parah kerusakannya, hanya dipadatkan saja dengan batu kapur serta pemerataan dengan agregat, tidak dibongkar,”terangnya.

Dirinya pun mengatakan, seketika melihat teknik pembersian berjarak sangat jauh antara wire mesh satu dengan yang lain tidak rapet, bahkan ada beberapa yang sengaja tidak dipasang. Ini sangat merugikan masyarakat serta Pemerintah Daerah.

“Bagaimana kualitas jalan di Kabupaten Bekasi bisa bagus jika tehnik pekerjaan seperti ini, pemborong atau kontraktor mendapatkan keuntungan besar kami masyarakat merasakan dampaknya,” pungkasnya(red)