Kabupaten Bekasi – Ratusan massa aksi unjuk rasa dari Aliansi Ormas Bekasi (AOB) geruduk PT Mekar Armada Jaya, jalan Diponegoro KM, 38 No 17, Desa Setiamekar, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Senin (13/11/2023). Massa emosi merangsak masuk kedalam dan menjebol pintu gerbang.
Aksi AOB tersebut turut menggandeng puluhan emak-emak, mereka membawa poster kecaman terhadap perusahaan yang memproduksi sperpart otomotif itu, pada orasi diatas mobil komando, membuat sejumlah titik dijalur Alteri didua arah Tambun Selatan menuju Cibitung dan sebaliknya mengalami kemacetan panjang mengekor hampir 5 KM.
Pantauan dilokasi pukul 10.20 WIB, Kendaraan didominasi baik itu truk, mobil pribadi serta sepeda motor tersebut sulit menembus barisan massa aksi. Terdapat sejumlah petugas Satlantas Polres Metro Bekasi berupa mengurai kemacetan.
“Tadi saya lewat pas macet dari arah Bulak Kapal menuju Tambun, saya pikir kenapa tumben biasanya macet di jam berangkat dan pulang karyawan (pagi dan sore), ini macetnya lumayan panjang ternyata ada demo depan PT,” kata Eman seorang pengendara motor saat ditemui dilokasi Senin siang.
“Banyak ibu-ibu sih yang ikut demo, enggak tau tuntutannya tentang apa, cuman liat pas melintas dilokasi macet parah,” sambungnya.
Dalam aksinya, perwakilan massa gabungan ormas tersebut tengah melakukan negosiasi di fasilitasi dari aparat kepolisian. Terpantau juga petugas kemanan dari TNI Polri turut berjaga didepan PT Mekar Armada Jaya, tak ada korban dalam aksi unjuk rasa tersebut.
Ketua AOB, H Zaenal Abidin, mengatakan, aksi damai kali ini yang ketiga kalinya, mereka menuntut berpartisipasi dalam pengelolaan limbah sisa produksi yang bernilai ekonomis.
“Tetep tuntutannya kita ingin mengelola. Hasil mediasi berjalan alot dan alhamdulillah pihak manajemen menerima kita dan akan segera merapatkan ini semua berdasarkan SOP dan kita meminta waktu 2 sampai 3 hari ini,” kata H Zaenal usai mediasi, Senin siang.
Ia menyebut, jika keputusan itu baik maka pihaknya akan melakukan pertemuan kembali, pada dasarnya, kata dia, aksi ini tidak perlu terjadi jika pihak management kooperatif dan tidak alergi terhadap masyarakat Kabupaten Bekasi.
“Jika pertemuan itu indah kita tidak perlu melakukan aksi dengan ngopi dan kongkow-kongkow agar semua mendapat solusi, yang penting pihak management ini tidak kaku (alergi ) terhadap masyarakat Kabupaten Bekasi,” bebernya.
“Pada prinsipnya kita ini bukan hanya meminta, kami memiliki badan usaha yang lengkap. Apapun SOP perusahaan kami siap menjalani, kami masyarakat Bekasi coba kedepankan kearifan lokal. Aksi ini sebagai bukti kebersamaan dan kekompakan kami masyarakat Kabupaten Bekasi agar bisa mandiri di kaki kampung sendiri (tanah kelahiran),” jelasnya.
Senada dikatakan, Sekertaris Gabungan Inisiatif Barisan Anak Siliwangi (GIBAS) Resort Kabupaten Bekasi, Mandalesta, hasil mediasi pertemuan pertama, kedua dan ini kali ketiga sudah mendekati 85 persen tuntutan dapat diterima dengan baik. Mekipun sempat terjadi perdebatan sengit saat mediasi.
“Tuntutan kita di dengar dan kami menunggu 2-3 hari kedepan karena mereka (management) punya atasan menunggu hasil mediasi mereka. Dari hasil mediasi pertama Alhamdulillah ada peningkatan, awalnya hanya diberikan kompensasi saja bukan pengelolaan limbah,” kata pria berpeci hitam itu.
Mandalesta menjelaskan, sedangkan tuntutan saat ini masyarakat Kabupaten abupaten Bekasi meminta untuk mengelola limbah (pemberdayaan tenaga kerja) tersebut artinya ada sedikit keterbukaan.
“Aksi hari ini ada 43 elemen aliansi dan ormas se Kabupaten Bekasi ada ratusan massa mendekati seribu,” tandasnya.
Usai mediasi, pukul 13.30 WIB massa mulai membubarkan diri dengan tertib, terpantau tim Inafis Polres Metro Bekasi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pasca massa merobohkan gerbang utama pintu masuk PT
PT Mekar Armada Jaya.
Tak ada korban dalam aksi unjuk rasa tersebut, sejauh ini polisi belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait pemeriksaan olah TKP, polisi juga memasang garis pembatas (police line) dilokasi(biz).