Jakarta – Diduga dianggap berkhianat terhadap Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, spanduk penolakan terhadap Partai Keadilan Sejahtera atau PKS terlihat mejeng di Jalan Cut Mutia, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Selasa Malam, 20/8/2024.
Belum dapat diketahui, siapa atau pihak mana yang telah memasang spanduk bernuansa kecaman terhadap PKS tersebut. Namun, menilik isi tulisan yang terpampang, diduga pemasang spanduk merupakan pendukung atau relawan Anies.
Dari hasil pantauan lapangan Bekasinewsroom, pada spanduk terdapat foto Anies Baswedan dan lambang atau logo PKS yang disilang. Pada spanduk tersebut tertulis bahwa Abah Anies telah dikhianati Partai PKS.
‘Kami kira kalian partai dakwah dan pembela rakyat. Tapi Allah SWT telah tunjukkan siapa kalian sebenarnya. Saatnya kita lawan ke dzoliman’
PKS (Partai Keluarga Solo)
Demikian deretan kalimat yang tertulis di permukaan spanduk, sekaligus cukup menjelaskan pemasangnya sebagai komunitas ‘Anak Abah Anies Baswedan’
Diduga, spanduk tersebut sebagai buntut kekecewaan Relawan Anak Abah Anies Baswedan terhadap PKS, yang telah berpaling muka urung mengusung Anies Baswedan di Pemilukada DKI Jakarta 2024, dan lebih memilih ikut koalisi besar yang akhir-akhir ini dikenal sebagai kubu KIM Plus.
Bahkan, pasca putusan Mahkamah Konstitusi atau MK Nomor 60/PUU-XXII/2024 terkait gugatan terhadap UU Pilkada membuka peluang lebih banyak partai politik, untuk mengajukan calon sendiri di Pilkada Serentak 2024, PKS tetap mengusung Ridwan Kamil dan Suswono, sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarata
“Jadi kita sudah mencabut SK terdahulu yang mengusung Anies Baswedan, dan kemudian diganti dengan SK terbaru yaitu kepada Ridwan Kamil,” ungkap, Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Tangerang, Selasa Siang, 20/09/2024.
Sedangkan, terkait dengan masuknya PKS dalam koalisi besar KIM Plus. Syaikhu, menjelaskan. “Keputusan yang diambil oleh PKS masuk KIM bukan hasil putusan perorang, tetapi merupakan hasil keputusan Majelis Musyawarah. Dan saya sebagai Presiden PKS hanya melaksanakan saja.” Paparnya.
Seperti diketahui, PKS paling tidak dalam dua dekade pemerintahan Presiden Joko Widodo, sangat konsisten meletakan diri sebagai partai oposan, partai penentang atau tidak tergabung dalam partai pendukung pemerintahan yang sedang berkuasa. Tapi untuk masa pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih mendatang, Prabowo Gibran, agaknya PKS telah luluh dengan komitmen beroposisinya.
Apakah ini merupakan strategi politik demi kemajuan umat atau PKS mulai melemah dengan kesendiriannya. Wallahualam.(dy).